Kamis, 20 Desember 2012

Update Terbaru

Para pembaca yang budiman, kali ini saya lebih banyak menulis di blog mbakcuma.blogspot.com, sehingga blog ini jadi sepi dan vakum.

Maaf ya..


Minggu, 02 Desember 2012

Putri Mungilku.....



Putriku kanza, kanza ghalibie syabibata hajar. Kasihan dia, di usianya yang baru 4 bulan, dia harus  merasakan opname karena mengalami dehidrasi berat.
Awal kisah ketika aku rindu berat pada sosok ibu yang jauh dariku. Aku ingin sekali bertemu dengan ibuku, aku ingin memandang wajahnya yang sudah tua dan asri. Maka  aku dan suami memutuskan untuk pergi ke rumah ibuku dan aku tinggal beberapa lama di sana.
Hari pertama di sana,aza(begitu panggilannya) baik baik saja. Bangun malam, menangis karena minta tetek. Begitu juga hari kedua semuanya berjalan lancar. Tapi hari ke tiga, kenapa berbeda dari hari hari sebelumnya? padahal besoknya aku sudah akan kembali ke malang.
Malam hari ke tiga, dia rewel. Dia merasa tidak puas dengan asi yang aku berikan. Aku pun merasa tak tau kenapa asiku sepertinya kosong, dan hanya keluar sedikit sekali.
Apakah mungkin dia rewel karena perbedaan cuaca antara malang dan daerah ibuku di sana? Kalo memang iya, kenapa baru sekarang dia rewel, padahal di hari hari sebelumnya dia baik baik saja. Wallohu a’lam.
Yang jadi pertanyaan besar di otakku waktu itu adalah kenapa produksi asiku jadi sedikit? Dan di siang hari itu tiba tiba airnya habis sama sekali. Kalo keluagaku bilang mungkin makannya kurang banyak,minumnya kurang banyak,stress,capek dll. Tapi aku gak merasa itu semua,makanku banyak,minum juga banyak,stress dan capek tidak aku rasakan. Tapi kenapa asinya jadi mampet?
Robby… aku kasihan lihat anakku yang terus menangis seharian, menangis karena lapar dan haus plus dia tidak bisa tidur karena perutnya yang kosong. Aza yang sudah biasa menetek, dia tidak mau menerima susu formula, baik dengan botol ataupun dengan sendok. Aza terus menangis, aku peluk dia dan akupun turut menangis. Robby,kalo engkau mengizinkan biar aku saja yang sakit. Dia masih terlalu kecil untuk mengalami hal seperti ini.
Pagi hari ke empat aku, suamiku, dan aza, kita pulang kembali ke malang. Sampai di malang, aku melihat aza sudah sangat lemas dan pucat. Aku bingung, aku teteki dia. Setelah aku teteki dia BAB, setelah BAB dia muntah banyak sekali. Bingung, panik, kasihan, sedih, menangis, campur jadi satu. Allah., kenapa anakku? Aku bawa dia ke kakak iparku untuk di susui tapi dia tidak mau dan terus menangis.
Ahirnya aku dan suamiku membawanya ke bidan terdekat, si bidan bilang panasnya 39 itu sudah sangat tinggi, dan dia sudah sangat lemas dan pucat. Si bidan menyarankan agar aza di bawa ke rumah sakit untuk di infus. Aza harus segera di tangani oleh dokter yang ahli, kalo tidak akibatnya bisa fatal. Tanpa pikir panjang aku dan suami membawanya ke rumah sakit untuk segera di tangani oleh ahlinya. Setelah ada sedikit obrolan antara kami dan si dokter, ahirnya aza di bawa ke ruang UGD untuk di infus.
Allah,aku tidak tega, aku kasihan melihat tubuh mungilnya di lilit oleh slang infus. Seandainya boleh meminta, aku minta pindahkanlah sakitnya ke tubuhku. Tapi apalah daya aku Cuma bisa merasa iba melihat penderitaan anakku.
Hari demi hari dia lalui dengan infus yang melekat di tangan dan diapun harus pasrah ketika perawat datang untuk menyuntikkan obat lewat slang infusnya. Menangis, iya kadang dia menangis, kadang juga tidak. Tiap malam di tengah tidurnya yang nyenyak dia harus bangun untuk di suntik obat lewat infusnya.
Tepat di pagi hari senin , dokter menyatakan aza sudah sembuh dan sudah boleh pulang. Duh senangnya aku, alhamdulillah terimakasih allah. Kata inilah yang aku tunggu dari si dokter. Kamipun pulang kembali ke rumah.
Allah, anakku aza adalah amanah darimu, titipan yang engkau percayakan kepadaku dan suamiku. Demi engkau aku akan menjaga amanahmu dengan sebaik baik penjagaan. Apapun akan aku lakukan demi engkau, aku akan berusaha semampuku. Wahai dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu, bantulah aku untuk bisa menjalankannya . Amiiin..